Jumat, 28 Oktober 2011

Menyembuhkan dan Meredakan sakit tersiram air dan minyak panas

Virgin Coconut Oil, atau minyak kelapa yang dihasilkan dari santan kelapa menjadi minyak kelapa dengan cara proses dingin.
Minyak ini tidak mengandung kolesterol jahat karena proses pembuatanya yang yang paling yi secara alami atau dengan cara proses dingin.
Secara sederhana dapat diuraikan sbb:
1.Pilih buah kelapa yg tua dan tebal daging buahnya.
2.Parut dan hasilnya dicampur dengan sedikit air dan peras.
3.Masukkan air santan dalam wadah yang trnasaparn.
4.Simpan selama 4-6 jam. maka akan terpisah menjadi beberapa bagian al sbb:

a.Lapisan atas teridiri dari santan murni,
b.lapisan dibawahnya Blondo atau santan kasar.
c.Lapisan paling bawah adalah air.
d.Buang dan pisahkan air tersebut dari dari santannya, dengan cara menyedot dengan slang.
e.Santan yang murni kemudian ditempatkan dalam wadah yang steril dan sesuai dengan volume santan.
f.Campurkan 10 persen VCO asli kedalam larutan santan dan aduk-aduk sampai tercampur rata,
g.Tutup dengan kain yang bersih.
h.Diamkan selama 6 jam maka santan akan berubah menjadi minyak VCO dan Blondo.
Pisahkan Blondo dengan VCO dengan kertas saring, jadi deh VCO. GAMAPANG ...KAN..??




Untuk mengobati luka tersiram air dam minyak panas cukup oleskan VCO ditempat yg tersiram dan ulangi sekali lagi, maka setelah beberapa menit rasa terbakar akan hilang.

Pengetahuan lain tentang VCO:
Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah buah kelapa (Cocos nucifera) yang berumur 11 – 12 bulan dengan kulit sabut berwarna cokelat. Jenis buah kelapa yang digunakan berasal dari jenis kelapa dalam dengan varietas berdaging tebal atau jenis hibrida lokal. Varietas ini memiliki kadar air yang lebih sedikit dibanding varietas buah kelapa lainnya serta menghasilkan minyak lebih banyak. Ketuaan serta varietas kelapa harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian, yaitu kulit luar (epicarp), sabut (mesocarp), tempurung (endocarp), kulit daging buah (testa), daging buah (endosperm), air kelapa dan lembaga. Bagian yang menghasilkan VCO adalah daging buahnya. Selain daging buah, bagian kelapa yang lainnya berguna untuk hal yang lain. Contoh, ampas daging buah yang sudah diambil minyaknya berguna sebagai bahan baku pembuatan makanan (untuk kue, dan sebagainya) dapat juga digunakan sebagai bahan baku pangan ternak.
3.2 Proses Pengolahan VCO Konvensional Proses-proses konvensional pengolahan VCO yang banyak ditemukan diantaranya adalah: 1) Fermentasi Buah kelapa yang telah diparut diberi air, kemudian parutan daging diperas. Santan yang dihasilkan disaring dan ditampung dalam wadah transparan lalu ditutup dan didiamkan. Satu jam berselang krim yang terbentuk dipisahkan dari air. Setelah ditambahkan mikroba dan diaduk, krim didiamkan selama 10 jam hingga menghasilkan minyak. Mikroba membantu penggumpalan protein agar terpisah dengan minyak.
Gambar 3.1 Skema pembuatan VCO dengan cara fermentasi
2) Sentrifugasi Pengolahan awalnya sama dengan cara fermentasi, hanya berbeda pada teknik pengambilan minyaknya. Buah kelapa yang telah diparut diberi air kemudian parutan dagingnya diperas. Setelah dihasilkan santan, kemudian disaring dan ditampung dalam wadah. Proses selanjutnya, santan disentrifugasi sehingga menghasilkan tiga lapisan, yaitu lapisan protein, air serta minyak. Terbentuknya ketiga lapisan tersebut meruipakan pemanfaatan beda berat jenis komponen dalam santan. Lapisan paling atas yang berupa minyak merupakan produk hasil yang diinginkan yaitu VCO.

Gambar 3.2 Skema pembuatan VCO dengan cara sentrifugasi
3) Metode basah Metode ini paling sederhana dan sekarang hampir tidak dilakukan lagi untuk tujuan komersial. Kelapa dipilih yang tua, daging buah dipisahkan dari tempurung, diparut, diperas dengan tangan atau alat sampai santan menjadi encer sekali. Santan didiamkan, diambil bagian kental di sebelah atas setelah didiamkan beberapa jam sampai ada yang mendiamkan 2 – 3 hari. Bagian kental atau padat ini kemudian digoreng dengan api kecil untuk menguapkan airnya. Setelah air menguap habis penggorengan dihentikan. Bagian padat dipisahkan dengan disaring.

Bagian padat ini dinamakan blondo yang dapat digunakan untuk berbagai campuran makanan (rendang, gudeg, roti dan kue, dodol, dll.). Minyak dikemas dalam botol dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga si pembuat. Hasilnya sangat bergantung padafermentasi alamnya. Makin lama didiamkan untuk mengurangi kadar air, hasilnya juga makin bias. Terutama blondo seringkali berbau busuk demikian pula minyak kelapanya. Untuk menghindari ini, petani biasanya hanya mendiamkan beberapa jam langsung dibuat minyak. Akibatnya kandungan air masih tinggi dan pemanasan minyak jadi lama. Dengan cara ini minyak yang didapat meskipun tanpa pemanasan (minyak pertama diambil terlebih dahulu), penulis tidak sarankan untuk dikonsumsi sebagai vico. Karena pembuatannya tidak sehat (Diperam terlampau lama, sehingga memungkinkan kontaminan lebih banyak).
4) Metode dingin dan segar Metode dingin dan segar yaitu dengan memilih kelapa secara khusus. Buah kelapa segar dipilih dari pohon cukup tua dan kelapa yang benar-benar cukup tua bila dibuat bibit. Setelah dipanen, kelapa dibiarkan ditempat teduh selama dua minggu atau satu bulan. Maksudnya agar ensim pembentuk minyak segera terbentuk dan nantinya memisahkan minyak dari bagian kasar dan padat. Setelah didiamkan, kelapa diparut kemudian diperas tanpa ditambah air sama sekali terlebih dahulu. Hasil perasan pertama didiamkan sekitar tiga sampai lima jam. Akan segera terbentuk tiga lapisan, air paling bawah, bagian padat berwarna putih dan paling atas adalah minyak. Demikian pula ampas perasan kedua dan selanjutnya yang ditambahkan air matang, juga didiamkan dengan cara yang sama. Akan terbentuk tiga lapisan yang sama yang dapat segera dipisahkan. Cara ini sungguh pembuatan vico yang paling sempurna. Prosesnya benar-benar dingin, bersih dan sekaligus sehat. Vico yang diperoleh secara ini memiliki nilai yang tinggi dan nyaris sempurna. Hanya yang terakhir ini mengharuskan pemilihan buah yang sempurna.

BAB IV PROSES MEMBRAN
Proses pemisahan VCO dari larutan santan dilakukan dengan menggunakan ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Keduanya merupakan teknik pemisahan yang menggunakan membran sebagai komponen utamanya. Ultrafiltrasi digunakan untuk memisahkan protein dari air dan minyak sedangkan reverse osmosis berperan dalam pemisahan minyak (asam lemak) sebagai produk dari air yang merupakan pelarutnya. Proses ultrafiltrasi dan reverse osmosis mempunyai spesifikasi tersendiri baik dari segi material maupun fenomena perpindahannya.
4.1 Pengetahuan Tentang Membran Membran didifinisikan sebagai lapisan tipis (film) yang berada diantara dua fasa dan berfungsi sebagai pemisah yang sangat selektif. Pemisahan pada membran bekerja berdasarkan perbedaan koefisisn difusi, perbedaan potensial listrik, perbedaan tekanan, atau perbedaan konsentrasi. Iptek membran mampu menyajikan air dengan mutu yang bermacam-macam. Dalam aplikasinya, membran biasanya digunakan dalam bentuk modul-modul yang merupakan satuan unit terkecil dari proses membran. Konfigurasi modul secara umum dapat dibedakan menjadi konfigurasi membran tubular dan membran datar. Dua modul membran yang paling umum dijumpai dipasaran adalah hollow fiber (kapiler) dan spiral wound. Bentuk modul lainnnya adalah plate&frame, tubular, rotary module, vibrating modul, dan modul vorteks dean. Proses-proses dalam membran dapat diklasifikasikan berdasarkan gaya dorongnya (Driving Force). Proses Mikrofiltrasi (MF), Ultrafiltrasi (UF), Nanofiltrasi (NF), dan Reverse Osmosis (RO) menggunakan perbedaan tekanan sebagai gaya dorongnya.
a) Mikrofiltrasi Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran mikron atau submikron. Baik mikrofiltrasi maupun ultrafiltrasi merupakan proses pemisahan dengan mekanisme penyaringan, yaitu memisahkan spesi tertentu dari yang lain berdasarkan ukuran dan digunakan baik untuk penyaringan udara maupun cairan. Mikrofiltrasi mencakup diameter pori antara 0,1 sampai 10 . Pada industri dapat digunakan untuk sterilsasi, yaitu memisahkan mikroorganisme hidup seperti bakteri atau sel ragi dari larutan encer. Karena membran mikrofiltrasi mempunyai pori yang relatif besar maka ketahanan terhadap tekanan relatif kecil dan sebagai gaya penggerak cukup digunakan tekanan rendah. b) Ultrafiltrasi Ultrafiltrasi (UF) juga merupakan untuk memisahkan atau memekatkan larutam yang mengandung koloid dan bahan berberat molekul tinggi.. Pori –pori membran ultrafiltrasi yang halus mempunyai ukuran beberapa puluh angstrom. Sesuai dengan ukuran pori membran, pada industri karet, ultrafiltrasi digunakan untuk pemekatan lateks encer dengan kadar padatan 0,5% sampai 2,5%. Pada kondisi ideal partikel – partikel lateks dengan ukuran antara 0,05 sampai 0,5 secra keseluruhan dapat ditolak oleh membran ultrafiltrasi dan diperoleh permeabilitas yang tinggi. Pada ultrafiltrasi dapat terjadi penurunan permeabilitas karena gejala-gejala berikut ini : a. Zat terlarut teradsorpsi pada permukaan membran dan pori – porinya (adsorpsi primer). b. Zat terlarut tetahan didalam pori (blocking). c. Zat terlarut secara mekanik tertahan pada bagian atas membran (saringan).
c) Nanofiltrasi Nanofiltrasi (NF) atau pelunakan membran merupakan teknologi muda. Nano berarti sepermilyar, menunjukkan ukuran porinya. Nanofilter ialah membran bertekanan sangat rendah, hanya melewatkan partikel di bawah 1 nanometer (10-3 mikron), berciri membran RO dan UF.
d) Reverse Osmosis Reverse Osmosis (RO) merupakan proses yang didorong tekanan, menahan semua ion, melepaskan/meloloskan air. Pemompaan bertekanan melebihi tekanan osmosis larutan garam terhadap membran semi permeabel. Proses yang lebih tepat disebut dengan piezoosmosis ini juga praktis untuk menghilangkan zat organik. Kontaminan yang lain pun, semisal bakteri, pirogen dan koloid tertahan oleh struktur pori yang berfungsi sebagai penyaring.
4.2 Karakteristik Produk Virgin Coconut Oil (VCO) sering disebut juga sebagai minyak kelapa murni. Penyebutan nama pada minyak kelapa jenis ini dengan penambahan atribut “murni” mengindikasikan terdapatnya beberapa perbedaan pada penampakan, sifat fisik, dan prinsip proses pengolahannya terhadap jenis minyak kelapa biasa. Warna minyak kelapa murni ini relatif lebih bening dan tak berwarna apabila dibandingkan dengan minyak kelapa biasa. Kadar air dalam minyak kelapa murni yang rendah menyebabkan minyak ini tidak mudah berbau tengik. Kandungan kimiawi yang berbeda dengan minyak kelapa biasa, menyebabkan sifat khas dari minyak kelapa murni. Hal ini disebabkan kandungan asam lemak jenuh (rantai pendek dan medium) yang tinggi. Asam lemak jenuh ini memiliki potensi kegunaan yang sangat besar baik bagi dunia kesehatan, industri farmasi, kosmetika maupun sebagai pendukung industri pangan. Karena tidak menggunakan pemanasan yang tinggi, maka kandungan asam lemak trans menjadi tidak ada, sedangkan kandungan asam laurat yang tinggi menyebabkan VCO bersifat anti bakteri. Komoditas VCO masih belum terpublikasikan secara luas sehingga standar produknya masih belum dikenal umum seperti minyak kelapa biasa. Pada Gambar 2.2, dapat dilihat salah satu contoh produk VCO. Kemudian pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 dapat dilihat komposisi kandungan kimia yang ada pada VCO serta standar mutu VCO dari berbagai sumber. Tabel 2.1 Komposisi kandungan kimia VCO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar